Cerita ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Menlo Park, Amerika Serikat. Seorang Penyihir yang sampai sekarang masih dikenal dan hasil karyanya sangat bermanfaat bagi manusia dan kehidupan di Bumi ini tentunya. Langsung saja kita simak baik-baik kisah seorang Penyihir Menlo Park berikut ini.. :D
Sejak kecil dia selalu ingin tahu, berfikir aneh-aneh dan mencoba hal-hal yang menakjubkan. Suatu hari, untuk mengetahui bagaimana api menyala, dia bermain api di gudang dan gudang itu musnah terbakar. Karena ulahnya ini bapaknya sering memukulnya, sedang tetangganya menyatakan bahwa dia memiliki kelainan otak (idiot).
Pada umur 7 tahun, dia terjangkit demam tinggi dan membuatnya sukar mendengar. Umur 8 tahun dia masuk sekolah. Karena gangguan pendengaran dan tidak senang dengan system pengajaran gurunya yang sering menyuruhnya menghafal, dia sering mengganggu gurunya dengan pertanyaan-pertanyaan aneh, seperti : Mengapa kereta bias bergerak? Mengapa bisa turun hujan? Gurunya marah besar dan mencap dia sebagai anak idiot serta mengatakan ia tak pantas sekolah. Dia meninggalkan sekolah seumur hidupnya setelah hanya mengecap sekolah selama 3 bulan.
Sejak saat itu, ibunya yang menaruh harapan besar terhadap diri-nya mengambil tanggungjawab untuk mengajari sendiri anaknya. Dengan pola belajar menyenangkan, ibunya mampu membuat dia keranjingan membaca buku, terutama buku sains, dan melakukan praktikum dari buku sains tersebut. Pengajaran ibunya mampu menumbuhkan kreativitas-nya, sehingga ia siap menjadi ilmuwan muda. Ia tidak menyukai matematika. Imajinasinya terutama tertarik pada percobaan kimia dan fisika.
Pada usia 12 tahun, dia memutuskan untuk mencari uang sendiri agar dapat membeli banyak buku sains. Ia bekerja sebagai loper Koran di atas kereta. Supaya keranjingan melakukan percobaannya tetap terpenuhi, maka dengan seijin kepala stasiun ia mendirikan
Suatu hari ia menyelamatkan anak Kepala Stasiun, Mackenzie, ahli telegram, dari tertabrak oleh kereta. Sebagai imbalan jasa, Mackenzie membimbing dan mengajari dia bagaimana menangani mesin telegraf. Inilah awal karirnya sebagai telegrapher dan awal ketertarikannya pada mesin-mesin listrik. Kelak setelah pensiun, Mackenzie justru menjadi asisten nya.
Hak paten pertamanya adalah mesin penghitung suara listrik otomatis. Ini diadakan untuk pemungutan suara setuju/tidak setuju di kongres Amerika Serikat. Alat yang pertama kali dijualnya dan mendapat banyak uang (laku U$$ 40.000) adalah alat pencatat harga pasaran emas. Alat ini dapat mengirim harga saham terbaru dalam bentuk sinyal listrik sepanjang kawat ke alat pencetak di kantor lain. Penemuan ini cukup bermanfaat karena pada zaman nya, pembawa pesan harga saham harus berlari dari satu kantor ke kantor lain. Saat ini informasi saham diperbaharui setiap detik melalui computer.
Tahun 1870 dia mendirikan sebuah laboratorium penelitian di New Jersey. Walau sebagai bos dan mempekerjakan banyak orang, dia tetap bekerja sangat keras dan bersemangat untuk melahirkan gagasan-gagasan membuat alat baru. Teladan yang dicontohkannya mampu menumbuhkan semangat kerja keras tanpa protes dari seluruh pekerjaannya. Ini menghasilkan sinergi sehingga pesanan alat baru daatang bertubi-tubi. Tetapi justru pada saat karirnya menanjak, dia kehilangan ibu yang sangat dicintai dan dihormatinya. Sebagai pelarian dan menghibur dirinya sendiri, dia justru bekerja semakin keras. Dia berpikir, kerja keras akan membuat ibunya di alam sana senang melihatnya.
Menlo Park Laboratory |
Saat dia berusia 24 tahun ia menikahi Mary Stilwell, seorang pekerja pabriknya yang berusia 16 tahun, yang memberikannya 3 anak. Tahun 1876 dia menutup laboratorium lama dan membangun laboratorium baru di Menlo Park. Menlo Park adalah sebuah kampong sepi berjarak 40 km dari New York. Laboratorium Menlo Park adalah laboratorium industry pertama di dunia.
Pada tahun 1877 dia berhasil membuat Fonograf (gramofon) atau alat perekam lagu. Pada zamannya, orang menyebut alat ini dengan mesin yang bias bicara, sebuah penemuan yang pada masa itu sangat spektakuler, sehingga membuat Menlo Park bangga. Ia mendapat banyak pujian serta penghargaan dan dijulukilah beliau sebagai “Penyihir Menlo Park”.
Tahun 1878 pada saat berlibur, dia mendapat gagasan untuk membuat lampu pijar untuk penerangan rumah-rumah. Sepulang dari liburan ia segera mengumpulkan bahan pelajaran dan mencurahkan segala pikiran dan tenaganya untuk membuat lampu penerangan ini. Problem utamanya adalah menemukan bahan filamen yang tidak mudah melebur pada suhu tinggi. Setelah kira-kira seribu kali gagal, ia tiba-tiba mendapat ilham untuk membuat filamen dari kawat halus dengan arang sebagai pengalir listrik. Setelah beberapa kali percobaan dia berhasil membuat bola lampu yang bias menyala 600 jam. Supaya kawat halus yang berpijar pada suhu tinggi tidak terbakar oleh oksigen di udara, maka bola lampu divakumkan dengan memompa udara keluar dari bola lampu.
Pada tanggal 21 Oktober 1879, percobaan bola lampunya akhirnya berhasil menerangi bumi untuk selanjutnya menggantikan dunia malam yang gelap dengan dunia malam yang terang benderang. Penemuan lainnya yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan umat manusia berhubungan dengan telepon dan film. Pada bulan Juli 1914 saat berusia lanjut (67 tahun), laboratorium yang dibangunnya dengan kerja keras musnah terbakar. Orang-orang berfikir dia akan menyerah, tetapi dia adalah orang optimis yang tidak pernah menyerah. Dia segera bangkit mendirikan laboratorium baru dan melakukan penelitian kembali untuk membuat alat-alat baru.
Pada tanggal 8 Oktober 1931 akhirnya dia meninggal dalam usia 84 tahun. Pada saat pemakamannya tepat jam 10 malam, seluruh lampu listrik diseluruh Amerika dipadamkan selama satu menit dalam rangka menghormati “sang penemu bola lampu”.
Dia telah tiada, tetapi banyak hal penting dari hidupnya yang bisa kita dengar, lihat, dan rasakan sampai dengan saat ini. Tentunya beliau bisa dijadikan sebagai sumber motivator dalam menuju puncak kesuksesan. Ketika ditanya; apakah dia berbakat sehingga memiliki total 1093 hak paten dan dijuluki “Raja Penemu”..!! Ia menjawab; “bakat itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras”.
Sebenarnya alat-alat yang dibuat olehnya bukanlah gagasan baru, gagasan alat itu sudah ada pada alat lama. Dia hanya mempelajari kerja alat itu secara terperinci dan selalu bertanya; “adakah cara baru yang dapat digunakan untuk menyempurnakan alat tersebut?”, ini bukanlah hanya menjadi sebuah pertanyaan tentunya, beliau selalu mencoba dan terus mencoba untuk menemukan jawabannya, dengan kerja keras, pantang menyerah, dan selalu optimis akhirnya beliau berhasil menemukan jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul, dan dunia mengakui keberhasilan beliau.
Jadi seperti itulah cerita tentang si Penyihir Menlo Park “sang penemu bola lampu”, “sang Raja penemu”, siapakah sebenarnya beliau?? Yah..Dia adalah yang tidak lain dan tidak bukan Thomas Alva Edison, lahir 11 Februari 1847, di Milan, Ohio, Amerika Serikat, pemilik salah satu perusahaan listrik terbesar di dunia “General Electric”.
Semoga cerita dan kisah beliau cukup memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus berfikir dan memikirkan untuk memenuhi kebutuhan imajinasi kita dan menuju kesuksesan tertinggi dalam hidup. Akhirnya ada pesan dari beliau sebelum meninggal, ia berkata;
“Saya sudah menjalani hidup yang panjang.. Miliki kepercayaan. Maju terus”.