Konsep Birokrasi pertama kali dimunculkan oleh M DE GOURNEY, melalui surat tertanggal 1 Juli 1764 yang ditulis Baran de Grim, merujuk pada gagasan Gourney yang mengeluh tentang pemerintahan yang melayani dirinya sendiri. De Gourney menyebutkan kecenderungan itu sebagai penyakit yang disebut Bureaumania.
Ide tentang Birokrasi bukan sesuatu yang baru. Merupakan suatu kekeliruan kalau kita mengira konsep ini baru mucul. Keluhan atas pemerintahan pun bukan sesuatu yang baru, yaitu setua usia pemerintahan itu sendiri. Juga, prinsip pemerintah harus dijalankan orang-orang yang baik dan handal merupakan ide yang sudah lama berkembang di lingkungan filsuf baik barat maupun timur.
Machiavelli misalnya, dalam nasehatnya kepada pageran, meminta pangeran memilih menteri yang cakap dan menggaji mereka agar mereka tidak mencari penghasilan dari sumber lain. Bahkan ide pemerintahan yang efektive dan effisien, sangat akrab di negeri Cina sebelum Masehi. Diantaranya ide tentang senioriotas, sistem 'merit' statistik resmi dan laporan tertulis diprakrikkan secara luas. Sementara pada 337 sebelum Masehi, Sen Pu-Hai menulis serangkai prinsip yang sangat erat terkait dengan prinsip yang dikembangkan dalam Teori Administrasi abad 20.
Sejak kemunculan gagasan De Gourney, istilah Birokrasi diadobsi secara luas dalam kamus politik di Eropa selama abad 18. Istilah dalam bahasa Perancis "Bureaucratie" ini, dengan cepat diadobsi dalam makna yang sama di Jerman dengan sebutan "Bureaukratie" kemudian menjadi "Burokratie", di Italia menjadi "Burocrazia" dan di Inggris "Bureaucracy". Derivasi dari istilah Birokrasi juga berkembang secara luar biasa selepas periode De Gourney ini. Muncul istilah Birokrat, Birokratis, Birokratisme, Birokratik, dan Birokratisasi.
Kamus Perancis, 1798, mendifinisikan Birokrasi sebagai Kekuasaan, Pengaruh dari Pemimpin, dan staff dari Biro Pemerintahan (Governmental Bureaux). Sedangkan kamus Jerman, 1813, merumuskan Birokrasi sebagai Kewenangan dan Kekuasaan, dimana semua departemen pemerintahan dan cabangnya merebut Kewenangan dan Kekuasaan itu dari warga negara untuk mereka sendiri. Padahal istilah dasarnya adalah "Bureau" yang artinya Meja Tulis, yang bermakna Tempat Pejabat Bekerja.
Meskipun demikian, penggunaan awal serta penyebarluasan istilah Birokrasi justru dilakukan oleh seorang Novelis. Balsac, salah seorang yang bertanggungjawab dan konsisten dalam penyebaran istilah Birokrasi lewat sebuah Novelnya yang berjudul "Les Employes" pada tahun 1836. Kemudian diadobsi sebagai konsep yang serius oleh Frederic Le Play pada tahun 1864, ketika ia membicarakan tentang Birokratisme yaitu tingkahlaku dan sepak terjang dari pejabat professional yang merugikan warga negara. Karenanya Frederic Le Play "Seorang Sosialis Besar Perancis" harus meminta maaf atas penggunaan Hibrida yang diciptakan dalam sebuah Novel ringan.
Tema Birokratisme di Elaborasi secara mendetail oleh Josef Oldszenki tahun 1904, seorang pembela Polandia yang berutang pada pemikiran dalam esai Mohl yang membicarakan tentang penyalahgunaan yang dilakukan Birokrasi. Hingga 1896, Birokrasi daalam kamus politik Perancis disebutkan berasal dari Jerman dan dipopulerkan oleh Balsac.
Konsep Birokrasi ini meluas sampai ke Inggris melalui terjemahan sebuah karya berbahasa Jerman, karya Gorres yan berjudul "Germany and the Revolution" pada tahun 1918, dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris dalam 2 versi yang berbeda pada tahun 1820. Istilah Bureaukratisch dihindari untuk diterjemahkan sebagai Bureaucratic. Sementara pada terjemahan surat perjalanan seorang pangeran (1832) menyebutkan, Birokrasi telah menggantikan tempat dari Aristokrasi dan kemungkinan besar akan segera menjadi sama posisinya. Pada perkembangan selanjutnya, kamus berikutnya mulai menyebutkan istilah ini. Spancer, juga mulai menulis di bukunya tentang Birokrasi dengan mengacu pada Kamus Perancis.
Mills dalam karyanya "Priciple of Political Economy" tahun 1848, menempatkan diri sebagai penentang dari konsentrasi keterampilan dan pengalaman serta kekuasaan dari tindakan yang terorganisasi ditangan menejemen kepentingan yang luas. Ia menyebutnya sebagai "Dominant Bureaucracy" yang muncul dalam masyarakat Inggris. Mills menegaskan, kecenderungan itu merupakan "a main of the inferior capacity for political life" yang menandai karakteristik dari Negara yang "Over Governed" kala itu. Mills, dalam "Considerations On Representative Government" membandingkan, di luar pemerintahan perwakilan maka bentuk pemerintahan yang memiliki keterampilan politik yang tinggi adalah Birokrasi. Bahkan Birokrasi berjalan dengan nama Monarchi atau Aristokrasi sekalipun. Disini Mills menggambarkan esensi Birokrasi sebagai pemerintahan yang dikendalikan oleh mereka yang Professional (Governors by Profession).
0 komentar:
Posting Komentar